SKENARIO FILM PENDEK
Disebuah
desa terpencil yang jauh dari kota, tinggalah keluarga yang sederhana dengan
kondisi rumah yang memperihatinkan. Rumah yang hanya terbuat dari bambu dengan
beralaskan tanah liat. Di rumah itu hanya ditinggali seorang ayah yang pekerja
keras dalam menghidupi ketiga putrinya yang bernama Anisa, Via dan yang paling
bungsu Rara. Pak Ahmad begitulah panggilan ayah mereka. Sehari-hari beliau
bekerja sebagai pembersih sekolah di sebuah SMP yang menjadi tempat Anisa menuntut
ilmu. Sang fajar mulai menampakan sinarnya.
Ayah :
Nak, Nak.. ayo bangun sudah pagi waktunya kalian siap-siap ke sekolah.
Anak-anak : (mengusap
mata) hmmm.. iya ayah
Beberapa
saat kemudian, setelah mereka selesai mandi dan siap untuk berangkat ke sekolah,
tiba-tiba ayah memanggil..
Ayah :
Anisa, Via, Rara. Ayah sudah buatkan makanan buat kalian. Ya meskipun makanan
hanya sederhana, ayah harap kalian suka ya?
Anisa :
Tidak apa-apa yah, meskipun hanya nasi dan tempe goreng sudah cukup untuk
mengisi perut kami pagi ini.
Ayah :
Alhamdulilah ayah lega. Ayo kita makan..
Setelah
makan, mereka pun berangkat ke sekolah. Anisa duduk dibangku SMP yang jaraknya
yang cukup jauh dari rumahnya. Sedangkan Via dan Rara sekolah di balai desa
yang diadakan oleh penduduk setempat. Sesampai di sekolah Anisa pun masuk ke
kelas. Kemudian bel masuk berbunyi
“Tet... tet.. tet....”
Dan
guru mata pelajaran pun mulai masuk ke kelas.
Pak
Agus : Selamat Pagi anak-anak...
Murid-murid : Selamat pagi, Pak. (serentak menjawab)
Pak
Agus : Bagaimana kabar kalian hari
ini?
Murid-murid : Alhamdulilah baik pak...
Pak
Agus : ya Alhmdulilah. Baik mari
kita mulai saja pelajaran hari ini. Coba keluarkan buku bahasa indonesia.
(murid-murid lalu mengeluarkan buku
pelajaran bahasa indonesia). Pak Ahmad mulai menerangkan
materi pelajaran bahasa indonesia dan semua siswa mendengarkan dengan seksama.
Tak lama beberapa jam kemudian, bel istirahat pun berbunyi..
“Tet... tet.. tet....”
Anisa
bersiap-siap menuju ke kantin. Tetapi tiba-tiba segerombolan geng yang suka
membuat onar di sekolah menghampiri Anisa.
Udin : hai, anak tukang sapu. Jangan
sok pintar kamu. Sukanya cari muka depan guru.
Anisa : Maksudnya apa??? Aku gak
ngerti..
Jaka : Kamu jangan sok sok gak tahu
deh. Kamu gak tahu siapa kita. Coba mey kamu jelasin sama anak tukang sapu ini.
Mey :
kita ini anak-anak dari orang-orang kaya. Dan kamu Cuma anak tukang sapu yang
miskin. Dan kamu sebenarnya tidak pantas sekolah disini, kamu itu pantasnya
jadi tukang sapu juga kayak ayah kamu itu.
Tiba-tiba
Joni datang menghampiri Anisa yang dihina oleh geng Boran.
Joni : Aa.. dada.. apa i niii...???
Jaka : Nih lagi satu, udah culun
gagap lagi sok sok belain. Emang kamu siapanya??
Joni : (Diam dan menundukkan kepala)
Udin : sudah, sudah.. percuma ngomong
sama anak-anak kampung yang gak penting kayak mereka.
Geng
Boran pun menuju ke kantin. Tak lama kemudian, bel masuk pun berbunyi.
Pelajaran selanjutnya segera dimulai, murid-murid mengikuti dengan tertib.
sesampai
dirumah, Anisa mulai membuat jajanan kue yang akan dijajakan disekitar rumahnya
dengan dibantu adiknya Via dan Rara. Setelah jajanan selesai dibuat, Anisa
mengajak Rara untuk berjualan.
Rara : Gorengan... gorengan, siapa
yang mau beli mumpung masih hangat. Gorengan-gorengan...
Bu
Siti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar